Bahasa Indonesia

Content Language

Login Sign up for free

Belajar Content Marketing, dari Manfaat Hingga Cara Memulainya

2 years before
Blog

Tahukah Anda bahwa menurut survei, 70% konsumen merasa lebih dekat dengan sebuah produk atau brand lewat content marketing? Selain itu, survei yang sama juga menunjukkan bahwa 6 dari 10 orang mengaku tertarik untuk mencari informasi tentang produk baru setelah mereka melihat konten yang membahas produk tersebut.

Dua statistik tersebut menunjukkan bahwa jika saat ini Anda belum menjalankan strategi content marketing yang efektif, maka bisnis Anda telah kehilangan banyak peluang untuk mendapatkan lebih banyak konsumen.

Di era ekonomi digital seperti ini, content marketing mungkin merupakan salah satu metode yang paling efektif bagi bisnis dalam mencapai dan mendapatkan prospek maupun konsumen baru.

Artikel ini akan membantu Anda yang baru saja ingin mulai menjalankan strategi content marketing untuk mengenal lebih dalam apa itu yang dimaksud dengan content marketing, manfaatnya bagi bisnis, serta bagaimana cara menerapkannya dengan baik.

Apa itu Content Marketing? 

Content marketing adalah suatu rangkaian proses yang meliputi perencanaan, pembuatan, pembuatan, sampai publikasi konten dengan tujuan menyampaikan informasi tertentu terkait bisnis, brand, atau produk kepada target audience yang tepat. 

Serangkaian proses ini dilakukan demi meningkatkan brand awareness, interaksi, maupun loyalitas dari konsumen terhadap suatu brand atau bisnis.

Manfaat Content Marketing bagi Bisnis dan Contohnya

Content marketing dapat dimanfaatkan baik untuk memperkenalkan bisnis Anda kepada calon konsumen, maupun untuk meyakinkan calon konsumen untuk menggunakan produk atau layanan bisnis Anda.

Namun agar berjalan dengan efektif, Anda perlu menyajikan konten yang tepat untuk setiap perjalan pelanggan untuk membuat keputusan pembelian (buyer’s journey), mulai dari tahap pengidentifikasian masalah sampai ke tahap pasca-pembelian. Berikut contoh penerapan content marketing pada beberapa tahapan tersebut.

1. Tahap Discovery

Tahap discovery merupakan tahap awal pada customer journey dimana calon konsumen sedang mencari informasi mengenai solusi dari permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Pada tahap ini, Anda bisa membagikan konten informatif yang dapat menstimulasi audience untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bisnis Anda. Konten pada tahap discovery baiknya merupakan konten edukasional yang dapat membantu target audience menyelesaikan permasalahan mereka.

Konten terbaik untuk tahap discovery: artikel blog, e-book, video, newsletter, infografik.

Contoh kasus:

  • Sebuah bisnis travel membuat video pendek dengan topik “Bagaimana merencanakan trip keliling Eropa dengan budget yang terjangkau”.
  • Sebuah firma arsitektur membagikan konten artikel blog yang membahas topik mengenai “Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih arsitek yang tepat”.

2. Tahap Consideration

Tahap ini merupakan fase di mana calon konsumen sedang mengumpulkan informasi mengenai segala opsi solusi yang tersedia untuk permasalahan mereka.

Pada tahap ini, Anda memerlukan konten yang menonjolkan fitur maupun kelebihan dari produk atau layanan yang bisnis Anda tawarkan. Konten ini ditujukan untuk membantu calon konsumen dalam mengevaluasi apakah produk Anda tepat dengan kebutuhan mereka.  

Konten terbaik untuk tahap consideration: studi kasus, data statistik, FAQ, konten perbandingan produk.

Contoh kasus:

  • Sebuah agensi digital marketing membuat konten studi kasus mengenai bagaimana mereka membantu klien-klien mereka dalam mencapai target bisnis.
  • Sebuah brand make up membuat konten media sosial yang berisi video tutorial make up natural dengan menggunakan produk brand tersebut.

3. Tahap Conversion

Tahap ini merupakan tahap ketika calon konsumen menentukan apakah mereka akan membeli produk Anda atau tidak. 

Maka dari itu, konten yang Anda perlukan pada tahap ini adakah konten yang dapat meyakinkan calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau layanan dari bisnis Anda.

Konten terbaik untuk tahap conversion: demo produk, halaman harga, kisah sukses. 

Contoh kasus:

  • Sebuah design agency membagikan video pendek yang menampilkan hasil proyek yang mereka kerjakan untuk klien dari berbagai industri.
  • Sebuah klinik perawatan gigi membagikan video testimoni dari pelanggan mereka yang puas dengan pelayanan klinik tersebut.

4. Tahap Retention 

Tugas Anda tidak hanya berakhir sampai konsumen melakukan pembelian saja. Lebih jauh lagi, Anda dapat mengubah konsumen baru menjadi konsumen loyal Anda yang tidak segan ikut mempromosikan produk bisnis Anda yang mereka gunakan.

Pada tahap ini, Anda perlu menyajikan konten yang memiliki nilai lebih dan memunculkan kesan eksklusif kepada konsumen Anda. Hal ini ditujukan agar konsumen Anda merasa mendapatkan perlakuan yang spesial dari bisnis Anda, yang tidak ditawarkan oleh kompetitor Anda lainnya. 

Konten terbaik untuk tahap retention: konten in-depth, konten eksklusif.

Contoh kasus:

  • Sebuah perusahaan e-commerce produk plastik memberikan update terkini tentang pasar plastik global kepada seller-nya.
  • Sebuah bisnis penyedia kursus bahasa pemrograman memberikan konten eksklusif kepada siswanya berupa tips menghadapi wawancara kerja di industri IT.

Cara Mulai Menjalankan Content Marketing 

Nah, sekarang Anda telah memahami apa itu yang dimaksud dengan content marketing, apa manfaatnya bagi bisnis, dan juga contoh penerapannya. 

Namun untuk dapat menjalankan strategi content marketing yang efektif, Anda juga perlu mengetahui tahapan strategis dalam memulai menjalankan kampanye content marketing.

Untuk itu, ikuti beberapa langkah dasar di bawah ini untuk mulai menerapkan content marketing pada bisnis Anda.

1. Menentukan tujuan content marketing

Coba untuk deskripsikan dengan detail apa tujuan utama Anda dari menjalankan content marketing. Apakah Anda ingin membangun brand awareness, meningkatkan traffic website, atau mendatangkan pembelian?

Semakin spesifik tujuan content marketing yang Anda tetapkan maka strategi content marketing yang Anda miliki pun akan semakin baik.

2. Menentukan KPI

KPI atau Key Performance Indicator merupakan metrik yang dijadikan alat ukur bagi efektivitas strategi content marketing yang Anda jalankan nantinya. KPI yang Anda gunakan harus berhubungan dengan tujuan content marketing yang Anda tetapkan.

Sebagai contoh, jika tujuan yang Anda tetapkan adalah meningkatkan brand awareness, maka Anda bisa mengukurnya melalui metrik-metrik seperti traffic website, followers di media sosial, ataupun jumlah tayang iklan Anda.

3. Mengidentifikasi audience yang tepat 

Mengidentifikasi audience seperti apa yang perlu Anda sasar sangat diperlukan demi memudahkan Anda dalam menentukan konten bagaimana yang paling tepat untuk Anda produksi. 

Agar dapat berjalan dengan efektif, strategi content marketing yang Anda jalankan harus didasarkan pada preferensi, minat, perilaku, dan keluhan yang sering target audience Anda hadapi.

4. Menentukan format konten yang tepat

Setelah mendapatkan informasi yang rinci mengenai target audience Anda, maka Anda bisa mulai menentukan bentuk konten seperti perlu Anda buat. Apakah itu dengan bentuk artikel, video pendek, infografis, atau laporan singkat. 

Dalam menentukan format konten yang akan digunakan, Anda dapat mengacu pada buyer’s journey mana yang diperuntukan dari konten Anda seperti pada contoh-contoh di atas. 

5. Menentukan channel yang digunakan untuk mendistribusikan konten 

Ada banyak pilihan channel yang bisa digunakan sebagai media untuk menyebarkan konten. Mulai dari e-mail, website, media sosial, iklan online, dan masih banyak lagi. 

Untuk menentukan channel yang tepat, cari tahu channel apa saja yang paling sering digunakan oleh target audience Anda. Apakah audience Anda lebih sering menghabiskan waktu di media sosial, atau untuk membuka e-mail

Selain itu, Anda juga bisa menyesuaikan penggunaan channel dengan format konten yang Anda buat. Misalnya, konten dengan format artikel bisa Anda bagikan lewat website maupun e-mail. Sedangkan video testimoni sebaiknya dibagikan lewat akun media sosial bisnis Anda.

6. Membuat dan mendistribusikan konten

Setelah semua tahap perencanaan konten berhasil dilewati, maka sekarang saatnya Anda untuk memulai membuat dan mendistribusikan konten. 

Apapun konten yang Anda buat, entah itu blog, infografik, video, podcast, atau e-book, pastikan bahwa konten Anda benar-benar memberikan nilai lebih untuk target audience Anda.

Pada tahap pendistribusian konten, Anda juga bisa memanfaatkan iklan online atau influencer untuk membantu mempercepat proses penyebaran konten Anda.

7. Memantau dan menganalisa performa konten

Tahap terakhir ini dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan strategi content marketing yang telah Anda jalankan. 

Untuk melihat keberhasilan strategi yang digunakan, lakukan pemantauan pada tujuan dan KPI yang telah ditetapkan di awal. Lihat apakah target sudah tercapai atau tidak. Jika belum, Anda harus memperbaiki atau mengubah strategi content marketing Anda ke depannya.

Itulah beberapa informasi yang perlu diketahui untuk memulai menjalankan content marketing untuk bisnis. Jika Anda butuh belajar lebih dalam mengenai content marketing atau topik-topik marketing lainnya, Anda bisa bergabung di E3 Business!

E3 Business adalah platform e-learning yang bertujuan untuk membantu pengusaha, pemilik bisnis, dan tim mereka dengan menyediakan konten bisnis akademis dan praktis yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis mereka. 

Kelas-kelas E3 Business terpercaya karena disajikan langsung oleh profesor, manajer dan CEO terkemuka dari seluruh dunia.